PVC Bekasi Menjadi Portugis, Banjir Bukan Halangan bagi Pecinta Vespa Buka Bersama

Anggota Portugis (PVC) Bekasi bertemu wartawan di warung rujak cingur Pisangan Lama, Jakarta Timur. (DOK PRI)

JAKARTA (6/3/2025), AMUNISI.CO.ID — Berbagai merk maupun model sepeda motor buatan Jepang membanjiri pasar otomotif Indonesia sejak tahun 1970-an hingga sekarang. Tampilannya pun terus mengikuti zaman. Namun begitu motor roda dua buatan Italia dengan merk Vespa ini tetap saja digandrungi penggemarnya dari anak muda sampai lanjut usia.

Banyak orang menyebut Vespa buatan pabrik Piaggio dari Italia itu bagaikan sedan beroda dua. “Nyaman dan tampak elegan mengendarai Vespa meskipun kita berbusana stelan kain sarung dan baju koko maupun jas. Bahkan bagi wanita berkebaya atau bergaun pesta pun tetap tampak anggun,” kata H Abu Galih, pengamat budaya dan pariwisata Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Namun Achmad Chuzaimi (80), mekanik handal yang pernah aktif di PVC Depok tahun 1997 – 2017 dengan panggilan Oom Jimmy, berkata lain. “Kalau dibandingkan dengan motor Jepang, kalah lincah dan kalah irit. Tetapi, Vespa yang bentuknya bagaikan lebah itu permesinannya mudah dan murah. Maka banyak digemari orang,” kata Oom Jimmy yang kini lebih dikenal dengan panggilan MBah Bejo, sesuai dengan nama cucu pertamanya.

Djariyono bervespa dari Bekasi sampai sirkuit Mandamika, Lombok

Ketua Pecinta Vespa Club (PVC) Bekasi, Wawang Roswandi (65) yang biasa dipanggil Babe menilai, Vespa di dunia otomatif berbeda dari motor lainnya. “Contoh, versneling gigi 1-4 ada di posisi stang sebelah kiri. Ini tidak dimiliki motor Jepang,” kata Babe Wawang kepada Amunisi.co.id.

Bukber Portugis Bekasi di Rawa Lumbu setelah banjir surut.

Bersama beberapa orang anggota PVC Bekasi, Babe Wawang mengadakan temu kangen dengan wartawan di warung soto dan rujak cingur Pisangan Lama, Kecamatan Matraman, Jakarra Timur, Rabu. Pertemuan kembali PVC Bekasi dilakukan dengan berbuka bersama di Rawa Lumbu, Bekasi usai banjir Jumat (7/3/2025) malam.

Foto racing Vespa saat start, bagaikan kumpulan.lebah keluar dari sarangnya.

Wawang Roswandi sendiri mulai akrab dengan motor model scooter ini sejak tahun 1973. “Saat itu orang tua saya menjadi Kepala Sekolah di SMPN 76 Jakarta Pusat. Untuk para gurunya, orang tua saya selaku kepala sekolah memberikan kredit motor,” ungkap Wawang. Motor Vespa itu dicicil selama 12 bulan dari gaji masing masing guru SMPN 76 Jakarta.

“Tiap orang tua beli motor Vespa untuk guru, saya yang masih berumur 13 tahun yang membersihkannya sebelum diambil yang punya,” ungkap Wawang. Waktu itu Wawang masih kelas 6 SD dan tinggal bersama orang tuanya di Jalan Percetakan Negara 2, Johar Baru. “Tahun 1984 saya menikah dan tinggal di Pangkalan Jati , Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Tahun 1988 saya pindah ke Bekasi dan tetap setia berkendara Vespa,” ujarnya.

Maka wajarlah bila seluk beluk Vespa sudah dihafal oleh Babe Wawang, sekalipun dia bukan mekanik handal. “Babe tahu saja ketika melihat Vespa saya rewel. Dia langsung menunjuk titik penyebabnya. Saya kenal Babe Wawang sebetulnya sudah lama waktu dia di Sudin Pendidikan Jakarta Timur. Tetapi bergabung ke PVC Bekasi baru saja sebagai simpatisan,” tutur Dwi Busara (61) pensiunan Pempov DKI Jakarta yang tinggal di Bekasi dan pecinta Vespa.

Dwi Busara sejak tinggal di Bekasi sudah empat kali ganti Vespa. Tiap kali punya koleksi scooter, ada saja yang naksir. Kalau bukan sehabatnya, juga adik sendiri, dan dilepasnyalah. Terakhir Dwi Busara menemukan Vespa tahun 1996 warna biru tua bernomor B-5555 K maka dibelinya.

Kemudian sering dikendarainya touring bersama pecinta Vespa lainnya, walaupun di garasi ada mobil maupun motor yang lain.

“Kita harus menjaga kesehatan untuk sewaktu waktu ada acara touring Vespa ke luar kota atau ke mana saja selalu siap,” kata Dwi Busara mantan Kepala Bazis Jakarta Timur yang hobi mendaki gunung ketika menjadi mahasiswa di Yogyakarta dan di Malang.

Lain lagi dengan Edy Tedjo pensiunan Perwira Polri teman akrab Dwi Busara. Ia juga tampak enjoy bergabung dengan PVC Bekasi. Vespa antik 150 CC kesayangannya berwarna metalik grey buatan tahun 1976 dengan nomor Polisi AB 6953 B.

“Sebenarnya saya dilarang oleh anak-anak naik Vespa . Alasannya sudah tua, pakai mobil saja, lebih nyaman dan aman,” tutur Edy Tedjo menirukan kalimat anaknya. Namun sudah jadi hobi sulit untuk dihalangi. Desember 2024 yang lalu, Edy Tedjo berdua dengan Marwan, pecinta Vespa dari Nganjuk, melakukan touring Vespa ke Danau Toba, Sumatra Utara.

Di Medan bertemu dengan Iwan, anggota Portugis (Persatuan Orang Tua Gila Scooter), yang membuat mereka betah touring di Sumatra Utara selama 13 hari. Pulangnya ke Bekasi menggunakan travel, sementara Vespa-nya dikirim ke rumah memakai jasa Tiki.

Lain lagi dengan Djariyono (69) yang juga dekat dengan Babe Wawang, Ketua PVC Bekasi. “Saya di Portugis Bekasi masih baru Pak,” kata Djariyono yang pernah bergabung dengan kelompok mekanik dan pengemudi Harian Berita Buana di Slipi, Jakarta Barat, tahun 1972-1975. “Portugis itu maksudnya Persatuan Orang Tua Gila Scooter,” tambah kakek tiga cucu ini sambil tertawa.

Djariyono dengan kumis putihnya itu bercerita, memakai Vespa pertama kali tahun 1985. Namum tahun 1995 berganti dengan motor Jepang. “Tahun 2021 beli Vespa bekas jenis Strada banci buatan tahun 1984. Pertama touring dekat dekat saja ke Bandung , Cilacap dan Semarang. Perjalanan hari Sabtu dan Minggu. Senin masuk kerja,” tutur Djariyono.

Yang berkesan waktu tour sendirian ke NTB sampai ke sirkuit Mandalika di Lombok selama 6 hari PP, bulan Januari 2024.
Sepanjang perjalanan disapa dan dijamu para pecinta Vespa bergantian. Itu pengalaman yang tak terlupakan. Ia pun ikut buka bersama dengan sesama Portugis Jumat (7/3/2024) di Rawa Lumbu Bekasi. “Sayang Pak Edy Tedjo nggak ikut. Mungkin kecapaian,” ujar Djariyono semalam.

Dwi Busara yang mengrim foto Bukber anggota Portugis Bekasi membenarkan, Edy Tedjo yang tinggal di Villa Nusa Indah tidak jauh dari Rawa Lumbu Bekasi memang rumahnya tegenang banjir. Tetapi barang berharga termasuk Vespa antik kesayangannya sudah terselamatkan. (Suprihardjo)

 

Total Views: 797

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *