Joseviolis: Cerpen Klasik Debra H. Yatim Lahir Kembali dalam Format Sastra Grafis

Penerbit Sebermula dalam peluncuran Cerpen Joseviolis karya Debra H. Yatim, dalam format sastra grafis pada Kamis (18/9/2025) di Ruang Empu Sendok Art and Science (ESAS), Jakarta Selatan. (Foto: Istimewa)

JAKARTA (20/09/2025), AMUNISI.CO.ID – Ruang Empu Sendok Art and Science (ESAS), Jakarta Selatan, menjadi saksi kembalinya karya sastra penting yang sempat terlupa. Cerpen Joseviolis karya Debra H. Yatim, pemenang pertama lomba cerpen ulang tahun ke-25 Harian Kompas pada 1990, diluncurkan kembali dalam format baru: sastra grafis.

Acara peluncuran yang berlangsung Kamis sore 18 September 2025 ini diprakarsai oleh Penerbit Sebermula, yang digawangi oleh tiga anggota Perkumpulan Penulis Alinea: Kurnia Efendi, Wien Muldian, dan Kanti W. Janis. Mereka menggandeng ilustrator muda Dimas Pandu untuk memberi nyawa baru pada cerpen klasik tersebut.

“Bukan saya yang mencari, tetapi Sebermula yang menggali kembali cerpen ini. Awalnya saya bahkan sudah lupa pernah menulis Joseviolis,” ujar Debra Yatim, penulis sekaligus anggota Alinea.

Diskusi lintas generasi turut menghadirkan Efix Mulyadi (wartawan budaya senior Kompas), Debra, serta anggota Alinea lainnya, dengan pengantar dari Alfathir.

Bagi Efix, kekuatan Joseviolis terletak pada kesederhanaan bahasa dan kedalaman tema kemanusiaan. “Bahasa jurnalistik Debra yang lugas justru mampu menembus inti konflik manusia,” katanya.

Selain diskusi, acara peluncuran juga dimeriahkan oleh musisi muda Javier Kerryu Kapitan, yang membawakan karya klasik Lalo Symphonie Espagnole dan Concerto Bach.

Konsistensi dan Kata Cerpen

Wien Muldian, mewakili Sebermula sekaligus Alinea, menegaskan tujuan dari edisi grafis ini. “Kami ingin menunjukkan bahwa membaca bisa dilakukan dengan cara baru. Sastra tetap inti, grafis adalah jembatan,” ujarnya.

Sementara itu, Rikard Bangun, Pemimpin Redaksi Kompas, menambahkan: “Ini bukan hanya soal teks atau gambar, melainkan bagaimana keduanya memperluas pengalaman membaca.”

Peluncuran ini menjadi bagian dari JaliJali Festival #2 (15–22 September 2025) yang digelar di Jakarta, di mana ESAS membuka ruang diskusi literasi bertajuk Dari Sastra ke Grafis, dari Grafis ke Sastra. Konsisten.

Sebagai lembaga nirlaba, ESAS sejak 2017 konsisten menjadi platform pertemuan lintas budaya dan disiplin. Inisiatif ini sejalan dengan visinya untuk membangun masyarakat cerdas, berkelanjutan, dan berdaya melalui seni, budaya, serta program Bumi Sehat, Asupan Sehat.

Dengan hadirnya Joseviolis dalam format sastra grafis, Sebermula bersama Alinea dan ESAS berupaya menyambung kembali ingatan kolektif sastra Indonesia sekaligus membuka jalan baru bagi literasi visual. ***

Total Views: 482

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *